Generasi Muda Anti Bullying
Kegiatan pelaksanaan program pemberdayaan umat (prodamat) telah dilakukan pada tanggal 3, 10, dan 13 Juli 2019 di TPA Masjid Solihin, Rogocolo, Tirtonirmolo Kasihan Bantul dengan tema “Generasi Muda Anti Bullying”. Anggota kelompok pelaksana prodamat ini berjumlah empat orang yaitu, Rusyda Nurul Fajri Daulay, Zulmi Wahyuningsih, Raidah Hanifah, dan Lharasati Dewi. Program pemberdayaan umat dilaksanakan sebagai alternatif solusi dalam penyelesaian permasalahan masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Program ini dilaksanakan khususnya bagi anak-anak usia sekolah dasar di dusun rogocolo. Bentuk pelatihan ini berupa pelatihan empati yang berisi kegiatan-kegiatan seperti penyampaian materi dengan tema empati, pemutaran video, tanya-jawab, story telling, dan permainan-permainan.
Menurut Rusyda selaku pelaksana program pemberdayaan ummat ini, “program pelatihan yang bertemakan bullying perlu dilakukan mengingat setiap anak tentu memiliki potensi untuk melakukan bullying, dikarenakan pergaulan yang tidak selalu bisa diawasi oleh orang tua atau guru, tidak menutup kemungkinan anak akan mempelajari atau meniru sesuatu dari lingkungannya yang mengarah pada perilaku bullying. Dikarenakan efek dari tindakan bullying tentunya sangat buruk baik bagi sipelaku bullying itu sendiri maupun bagi korban bullying, maka sebagai mahasiswa kami merasa perlu atau penting untuk mencegah terjadinya perilaku bullying pada anak-anak Sekolah Dasar khususnya anak-anak SD di dusun Rogocolo”. Niat baik kemudian disambut dengan baik pula oleh pengurus TPA Masjid Solihin yang ada di dusun Rogocolo. Ustadz dan ustadzah begitu juga dengan orang tua santri ikut mendukung kami dalam melaksanakan program pemberdayaan umat ini, karena bagi mereka isu tentang bullying merupakan salah satu isu yang cukup meresahkan dikalangan guru dan juga orang tua.
Rangakain kegiatan dimulai pada tanggal 3 Juli 2019 yang dimulai dengan melakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui kecendrungan perilaku bullying pada santri di TPA Masjid Solihin dan kemudian dapat dibuat rancangan pelatihan yang tepat dengan hasil berupa pelatihan empati. Pada tangga 10 dan 13 dilaksanakan pelatihan empati sesuai dengan rundown yang telah dirancang, kegiatan diawali dengan pembukaan yang dilakuakan oleh uztadzah dan kemudian diserahkan kepada mahasiswa dengan penyampaian materi mengenai empati dan bullying. Kegiatan dilanjutkan dengan story telling dan evaluasi berupa tanya jawab. Kemudian santri diajak melaksanakan permaianan yang bertujuan membangun kerjasama dan tenggang rasa terhadap sesama temannya. Kegiatan lainnya untuk meningkatkan empati yaitu pemutaran video kasus bullying serta santri diminta merefleksikan diri.
Program ini disambut baik oleh masyarakat di dusun Rogocolo khususnya ustadz dan ustadzah serta orang tua santri TPA Masjid Solihin. Annis (26) menambahkan “kegiatan ini merupakan kegiatan positif yang baik dan diharapkan mampu mengurangi perilaku bullying dilingkungan kami”. Dampak positif dari pelatihan empati ini, kecenderungan perilaku bullying santri nampak berkurang selama dua kali pelatihan. Harapannya kegiatan pelatihan empati dapat dikembangkan dan dilanjutkan, sehingga hasil yang didapatkan lebih optimal bagi anak usia sekolah dasar.