DOSEN PSIKOLOGI ADAKAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL SISWA
Dosen Fakultas Psikologi UAD yaitu Alfi Purnamasari, S.Psi, M.Si, psikolog, Erlina Listyanti Wduri, S.Psi, M.Si, psikolog dan Dra. Siti Mulyani, M.Si mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yang berupa Konseling Kelompok untuk meningkatkan kompetensi sosial bagi siswa putrid kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammdiyah Boading School (MBS), SMP Muhammadiyah Imogiri, dan SMP Muhammadiyah Pleret. Tujuan dari kegiatan konseling kelompok adalah membantu siswa dalam mengenali diri dan melakukan komunikasi secara asertif sehingga dapat meningkatkan kompetensi sosial dan mampu menyelesaikan masalah, baik dengan guru, teman dan orangtuanya.
Latar belakang dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru dan siswa guna mendapatkan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di kalangan para siswa terutama siswa putri, diperoleh data bahwasiswa. Guru di tiga SMP tersebut di atas mengeluhkan bahwa lebih banyak siswa putri kelas VIII yang mengalami permasalahan jika dibandingkan dengan siswa putra. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh siswa putri yaitu permasalahan yang berkaitan dengan hubungan siswa dengan guru, permasalahan yang berkaitan dengan hubungan siswa dengan teman maupun permasalahan yang berkaitan dengan hubungan siswa dengan keluarga (orangtua dan saudara). Masalah yang paling banyak dialami oleh siswa putri adalah masalah hubungan sosial dengan teman.
Pada tahap awal dilakukan screening tentang kompetensi sosial dengan menggunakan Skala Kompetensi Sosial. Hasil pengisian Skala Kompetensi Sosial kemudian diskor dan dikelompokkan berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah. Para siswa putri yang akan dilibatkan dalam konseling kelompok diseleksi berdasarkan skor dalam Skala Kompetensi Sosial, yaitu dipilih siswa putri yang memiliki skor rendah dalam Skala Kompetensi Sosial sehingga mengindikasikan kompetensi sosial yang rendah pula.
Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan di tiga sekolah, yaitu SMP Muhammadiyah Imogiri, SMP Pleret dan SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS) Pleret. Ketiga Muhammadiyah sekolah tersebut terletak di Kabupaten Bantul. Kegiatan konseling kelompok tersebut berlangsung selama satu minggu, mulai hari Senin tanggal 26 Maret 2018 sampai dengan Hari Sabtu tanggal 31 Maret 2018. Kegiatan konseling kelompok di SMP Muhamamdiyah Imogiri dan SMP Muhamamdiyah Pleret melibatkan 1 kelompok yang terdiri dari 9 orang yang dipandu oleh orang konselor, 1 orang co-konselor dan supervisor yang mengawasi jalannya pelatihan. Sedangkan kegiatan konseling kelompok di SMP Muhamamdiyah Boarding School (MBS) Pleret melibatkan 3 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 7 orang, 7 orang dan 6 orang serta dipandu oleh 3 orang konselor, 3 orang co-konselor dan supervisor yang mengawasi jalannya pelatihan yang masing-masing menangani satu kelompok.
Dalam kegiatan pelatihan para siswi diberikan kesempatan untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi baik permasalahan dengan orangtua, teman serta guru. Setelah mengungkapkan tentang permasalahannya, peserta diminta untuk mengekspresikan dirinya dengan cara mengenali kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya melalui media gambar dan warna. Para peserta diberikan materi tentang asertivitas dan kemudian diminta untuk membandingkan antara respon yang selama ini telah dilakukan dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan dengan kemungkinan perilaku asertif yang dapat dilakukan terhadap situasi tersebut. Peserta juga diminta untuk menuliskan contoh kalimat positif yang dapat disampaikan sebagai bentuk asertif kepada teman, guru dan orang tua. Selain itu ada pula tugas rumah yang diberikan kepada peserta yang kemudian pada pagi harinya didiskusikan bersama dengan co-konselor.
Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan konseling kelompok yaitu ruangan yang digunakan kurang representatif, misalnya konseling kelompok di SMP Muhamamdiyah Pleret dilaksanakan di ruang perpustakaan, di SMP Muhammadiyah Imogiri di ruang musik dan di SMP Muhamamdiyah Boarding School (MBS) Pleret di musholla. Selain itu hambatan lainnya adalah penentuan waktu pelaksanaan kegiatan konseling kelompok harus dilakukan selama dua hari di sela-sela kegiatan belajar siswa yang padat di sekolah.
Evaluasi tingkat keberhasilan dari kegiatan konseling kelompok dilakukan dengan cara melakukan pre test dan post test kepada peserta. Sebelum konseling kelompok dimulai, para peserta diberikan Skala Kompetensi Sosial sebagai pre test agar dapat diketahui kondisi awal dari para peserta yang berkaitan dengan kompetensi sosial yang dimilikinya. Sesudah konseling kelompok selesai dilakukan, peserta diminta untuk mengisi Skala Kompetensi Sosial sebagai post test agar dapat diketahui perubahan kompetensi sosial yang dimilikinya setelah mengikuti konseling kelompok. Setelah diberikan Skala Kompetensi Sosial dalam pre test dan post test, dilaukan skoring dan analisis untuk melihat perbedaan skor di antara keduanya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam skor Skala Kompetensi Sosial pada sebagaian besar peserta antara sebelum peserta mengikuti kegiatan konseling kelompok (pre test) dengan sesudah mengikuti kegiatan konseling kelompok (post test). Hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan konseling kelompok dapat meningkatkan kompetensi sosial.