MENINGKATKAN KETRAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN AMAL BAKTI BAGIMU NEGERI DI KOTA JAMBI
MENINGKATKAN KETRAMPILAN SOSIAL PADA REMAJA PANTI ASUHAN AMAL BAKTI BAGIMU NEGERI DI KOTA JAMBI
Disusun oleh :
Anggita Wahyu Hapsari, Aidha Rohmiyatun, Annisa Dewi Fitria, Fery Fauzi Arif, Rahajeng Bimastuti
Januari 2021, Lima mahasiswa Program Pascasarjana Psikologi Sains Universitas Ahmad Dahlan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Pengabdian ini dilakukan selama kurang lebih 5 hari yang dimulai sejak tanggal 13 Januari- 17Januari 2021. Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilam sosial pada anak remaja di Panti Asuhan Amal Bakti Bagi Negeri Kota Jambi.
Sebelum melaksanakan kegiatan, perwakilan anggota terlebih dahulu melakukan survey lokasi sekaligus melakukan wawancara singkat sebagai bentuk langkah awal dalam melihat permasalahan yang adadi panti tersebut. Kemudian, semua anggota kelompok saling berdiskusi melalui media aplikasi online yang juga dibimbing langsung oleh Ibu Herlina Siwi Widiana, S.Psi., M.A,PhD. Pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan sosial remaja dipanti ini. “Apalagi saat ini mereka memasuki usia 12-18 tahun yang mana sedang dalam pencarian jati diri, tempat berbagi lebih kepada teman sebaya kemudian juga mengeksplor kemampuan mereka. Jadi hal hal tersebut juga yang membuat kami melakukan kegiatan dengan tema tersebut“ tutur Anggita sebagai salah satu anggota dalam kelompok ini. Pelakasanaannya, pelatihan ini dilakukan selama lima hari dengan dibagi kebeberapa sesi.
Pada hari pertama, pertemuan dilakukan secara offline dengan agenda perkenalan anggota kelompok, penjelasan terkait pelatihan dan kesepakatan selama pelatihan. Kemudian dihari kedua dilanjutkan dengan penyampaian materi secara daring, terkait dengan materi komunikasi dalam ketrampilan sosial yang disampaikan oleh Fery Fauzi Arif selaku penyaji dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, pemberian tugas dan games. Selanjutnya, dilanjutkan dengan isoma dan materi kedua yaitu kerjasama yang disampaikan oleh Rahajeng Bimastuti serta pemberian contoh melalui movie time. Kemudian pertemuan kedua tersebut ditutup dengan diskusi.
Pada hari ketiga, dilakukan secara offline dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Agenda hari ketiga, diawali dengan mempersiapkan segala sesuatu yang menunjang kegiatan pelatihan kemudian penyajian materi tenggang rasa oleh Anggita Wahyu Hapsari selaku penyaji materi, pelatihan ini diselingi oleh ice breaking serta tanya jawab seputar materi guna menciptakan situasi yang menyenangkan serta mendorong keaktifan peserta pelatihan. Kemudian, istirahat dan dilanjutkan materi Tata Krama oleh Aidha Rohmiatun yang pada akhir pertemuan ketiga ini ditutup dengan movie time serta diskusi bersama.
Hari keempat, anak anak di Panti Asuhan diberikan materi terakhir yaitu mengenai tanggung jawab yang disajikan oleh Annisa Fitria Dewi. Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan berdiskusi dan tanya jawab seputar materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sebelum isoma, anak anak dan penanggung jawab bermain game yang selanjutnya ditutup dengan movie time sekitar 30 menit dan ditutup dengan melakukan diskusi terhadap semua materi yang sudah disampaikan sebelumnya. Akhir pertemuan, dimulai dengan recall terkait semua materi yang sudah disampaikan serta berbagi (sharing) mengenai apakah remaja di PantiAsuhan tersebut sudah mulai menerapkan materi-materi yang disampaikan, apakah ada perubahan dan manfaat yang dirasakan dan kemudian, kegiatan ditutup dengan pemberian rewards dan foto bersama anak-anak Panti Asuhan.
Para peserta mengikuti kegiatan dengan antusias yang dibuktikan dengan kebersediaan para remaja panti asuhan dalam meluangkan waktunya ditengah kesibukan belajar online, ekstra kurikuler maupun mengerjakan tugas sekolah. Pengabdian tersebut mengambil lokasi di Kota Jambi, yang mana dalam pelaksanaannya menggabungkan dua metode, baik metode online maupun offline karena beberapa anggota kelompok tidak berada dilokasi yang sama. Harapannya dengan dilaksanakannya kegiatan ini membuat para peserta pelatihan sadar mengenai pentingnya ketrampilan sosial serta diharapkan ilmu yang sudah disampaikan tersebut dapat membuat mereka menjadi sosok pribadi yang lebih baik kedepannya.
Menurut penuturan Annisa dan Aidha penting diadakan edukasi terkait hal-hal mengenai ketrampilan sosial, self esteem dan sebagainya untuk membekali mereka apalagi diusia remaja yang dapat dikatakan cukup rentan. Fase remaja dapat dikatakan fase penting karena fase ini merupakan fase transisi dari anak-anak menuju dewasa. Setiap sesi pemateri menyisipkan game supaya para peserta tidak bosan dengan materi yang disampaikan.