Menjadi Kompeten dengan Two Weeks Intensive Training on Children With Special Needs
(9/6/2015) bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Universitas Ahmad Dahlan dengan INDIGROW Bandung yang merupakan Pusat Pelayanan Terpadu bagi Anak Berkebutuhan Khusus, didirikan Asosiasi Dislexia Indonesia (ADI) cabang Yogyakarta. Beberapa dosen Universitas Ahmad Dahlan khususnya dari Prodi Psikologi dan Prodi Pendidikan Usia Dini diikutkan dalam acara Workshop Two Weeks Intensive Training on Children With Special Needs yang diselenggarakan di Bandung. Salah satu dosen psikologi yang mengikuti pelatihan ini adalah Ibu Nissa Tarnoto, M.Psi yang merupakan psikolog dengan minat pada Anak Berkebutuhan Khusus. Worshop ini bertujuan memberi pemahaman kepada peserta workshop tentang berbagai macam Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Mengenali anak berkebutuhan khusus dan cara penangannya, pola parenting bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga para tenaga medis dan psikolog tidak melakukan kesalahan dalam mendiagnosis yang berakibat juga pada penanganan yang salah pada anak.
Workshop ini diisi oleh dr. Purboyo Solek, Sp. A (K) beliau adalah pakar neurologi syaraf anak, dr. Kristiantini Dewi Sp.A dan dua orang psikolog yaitu Ibu Diah Puspasari dan Sary Matualessy. Workshop ini memang memakan waktu cukup lama yaitu dua minggu karena harapan dari pihak penyelenggara materi yang diberikan bisa terintegrasi dengan baik. Selain peserta diberikan materi secara teoritik, peserta diminta untuk ikut magang/tandem pada saat dr. Purboyo, Sp. A (K) melakukan praktek di Rumah Sakit Melinda 2 Bandung dan di Indigrow. Peserta juga diminta untuk bergabung dikelas-kelas terapi yang ada di RS Melinda dua dan Indigrow. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah peserta dapat melihat dan belajar dari kasus-kasus langsung yang terkait dengan anak berkebutuhan khusus.
”Hal yang didapatkan dalam mengikuti workshop ini adalah menambah wawasan terkait berbagai macam anak berkebutuhan khusus sehingga bisa melakukan diagnosis dengan tepat, hal ini penting karena beberapa keluhan yang muncul dari orangtua adalah kesalahan diagnosis oleh dokter maupun psikolog yang didatangi, hal ini dikarenakan memang terkadang antara karateristik anak berkebutuhan khusus yang satu dengan yang lain hampir mirip. Harapannya setelah bisa mendiagnosis dengan tepat kita bisa memberikan penangannan yang tepat untuk anak-anak dan bisa memaksimalkan potensi yang mereka miliki”, ungkap Nissa di ruang kerjanya. (Des)