Photovoice: Anak Jalanan Perempuan Suarakan Sisi Lain Malioboro
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan menggelar pameran Photovoice (suara foto) dengan tema “Aku dan Malioboro” Di green Hall kampus 1 UAD pada Sabtu, 21 Juli 2018. Pameran ini sebagai rangkaian dari workshop photovoice yang diadakan selama 3 hari (9-11 juli 2018). Selama workshop, peserta diajak untuk belajar mengenai fotografi, membuat narasi, mendiskusikan problem keseharian, pengambilan foto, dan mendiskusikan hasil foto untuk pameran. Peserta photovoice adalah anak jalanan perempuan berusia 12-18 tahun yang sehari-hari bekerja di sepanjang jalan malioboro (lesehan kopi jos, malioboro, alun-alun utara).
Melalui metode photovoice, peserta diajak untuk memanfaatkan fotografi sebagai alat untuk menyuarakan dan memperdengarkan isu-isu yang berdampak dalam kehidupan mereka. Foto dalam hal ini bukan hanya menjadi pengingat peristiwa yang akan dikenang pada masa yang akan datang, namun foto digunakan untuk menunjukkan kepada pihak-pihak terkait mengenai hal-hal yang selama ini ingin disampaikan. Gelar karya suara foto ini menampilkan bagaimana keseharian anak jalanan perempuan bekerja, menyampaikan suka duka dalam bekerja, menyampaikan protes mengenai peran ganda perempuan, dan mengeluhkan tempat tinggal yang berubah menjadi kafe, dan lain sebagainya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian dosen Fakultas Psikologi UAD yang bekerjasama dengan University of South Africa (UNISA). Penelitian ini terwujud berkat saluran dana dari LPPM UAD sebagai wujud kerjasama UAD dengan UNISA. Peneliti yang terlibat adalah Prof. Mohammed Seedat (UNISA), Dr. A.M Diponegoro, Elli Nurhayati, Ph.D, dan Dessy Pranungsari, M. Psi. Penelitian berjudul “Voicing and empowering the vurnerable group trough indegenious community psuchology” mengambil subjek 8 anak jalanan perempuan di Yogyakarta. Penelitian ini mengikutsertakkan subjek penelitian sebagai bagian dari tim peneliti, dimana tema foto dan periapan pergelaran karya photovoice dipersiapkan bersama. Peserta merasa sangat lega setelah berhasil mendapatkan foto terbaik mereka dan membuat narasi yang menyuarakan apa yang ingin dikatakannya selama ini.Peserta menyadari bahwa selama ini kehidupannya penuh perjuangan namun tidak ada yang bisa memahami.