TIM PPK ORMAWA BEM PSIKOLOGI UAD LOLOS PENDANAAN KEMENDIKTISAINTEK 2025
Yogyakarta—Tim Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil lolos pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk tahun 2025. Program unggulan mereka berjudul ”Poetri Mardika: Sekolah Berbasis Life Well-being untuk Mewujudkan Perempuan Bermental Tangguh, Mandiri Ekonomi, dan Cerdas Berkeluarga” yang akan dilaksanakan di Desa Temuwuh, Bantul.
Ketua Pelaksana Rifan Dwitya Suratman, Mahasiswa Psikologi angkatan 2022, menyampaikan bahwa keterlibatan dalam program ini menjadi pelajaran penting terutama dalam hal manajemen tim dan penguatan kerja sama. ”Sebelum memimpin tim, saya belajar dulu bagaimana mengatur diri saya sendiri. Tim kami terdiri atas 15 orang dan masing-masing harus punya peran yang bermakna agar tetap berkontribusi secara maksimal,” ujar Rifan.
Lebih lanjut, Rifan menekankan bahwa Program PPK Ormawa membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di luar jalur Kuliah Kerja Nyata (KKN). ”Ini membuktikan bahwa mahasiswa bisa berkontribusi nyata, tidak hanya lewat KKN, tetapi juga melalui program kompetisi nasional seperti ini,”tambahnya.
Program Poetri Mardika berfokus pada pemberdayaan perempuan melalui tiga aspek utama: mental tangguh, kemandirian ekonomi, dan kecerdasan dalam mengelola keluarga. Gagasan ini lahir dari hasil survei lapangan yang dilakukan tim melalui observasi dan wawancara dengan berbagai pihak, mulai dari tokoh desa, ibu-ibu PKK, hingga kelompok wanita tani.
”Isu ini kami pilih berdasarkan kebutuhan masyarakat. Kami ingin intervensi yang kami lakukan benar-benar menjawab permasalahan di desa tersebut,” jelas Rifan.
Pembentukan tim PPK Ormawa ini berawal dari inisiasi Gubernur dan Wakil Gubernur BEM Fakultas Psikologi, Sher dan Faiz yang merekrut mahasiswa dengan visi dan semangat yang sama. Setelah melalui proses survei dan diskusi intensif, struktur tim dibentuk dan pembagian peran pun dilakukan secara proporsional.
Dalam penyusunan proposal, tim melibatkan berbagai pihak termasuk dosen pendamping dan perangkat desa sebagai mitra internal, sedangkan untuk mitra eksternal, tim juga menjali kerja sama dengan sejumlah lembaga, instansi, hingga pihak CSR.
Dengan lolosnya pendanaan ini, Rifan berharap lebih banyak organisasi mahasiswa di UAD turut berpartisipasi di tahun-tahun berikutnya. ”Program ini bukan hanya ajang seleksi, tetapi bukti bahwa mahasiswa UAD bisa bersaing di tingkat nasional.” tutupnya.
Penulis: Regita Putri Sadono