Mojuk si Pandai Slow Living
Pencapaian yang diraih oleh orang-orang di sekitar kita seringnya beragam, termasuk diri kita yang acap kali membandingkan pencapaian kita dengan orang lain. Ternyata sikap yang demikian dapat berpengaruh negatif bagi kondisi kesehatan mental, loh, Sob!
Hiruk pikuk kota kini semakin penuh dengan pejuang mimpi dan dunia menunjukan gerakannya yang amat cepat. Sebagai pejuang mimpi kita dituntut untuk terus survive dengan tantangan. Namun, ada kalanya kita merasa lelah, jenuh, bahkan muak dengan semua hal yang harus kita hadapi setiap harinya. Perasaan-perasaan seperti yang demikian ini seakan memuncak kala pikiran dan hati mulai membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal yang demikian seakan menjadi sebuah bumerang karena dapat menghambat kita untuk meraih kesuksesan.
Ketika kita menganalisis lebih dalam lagi, ada kalanya hidup kita seperti pohon Mojuk. Mojuk adalah jenis pohon bambu yang semenjak bibit disebar tidak akan menunjukkan perubahan, selain mengeluarkan tunas kecil selama 5 tahun. Barulah di tahun ke 6 atau menjelang berakhirnya tahun ke 5, pohon tersebuh tumbuh pesat. Bahkan, dalam sehari pohon Mojuk mampu tumbuh hingga hampir setinggi 25 meter. Sebetulnya dalam 5 tahun pertamanya, pohon Mojuk bukannya tidak tumbuh. Akan tetapi, ia sedang memperkukuh akarnya di dalam tanah untuk membuat persiapan melakukan sebuah lompatan. Jika sudah tiba waktunya, Mojuk akan tumbuh lebih cepat dan tinggi dibanding pohon lainnya.
Mojuk tidak mengajarkan kita untuk bersantai ria dan menjadi lambat. Bertumbuh paling lambat bukan sebuah hal yang perlu dijadikan objek pembanding dan menyalahkan diri sendiri. Cobalah terapkan konsep slow living pelan-pelan dalam kehidupan kita dan lihat perubahannya. Siapa tahu, fase dan cara tumbuh kita seperti pohon Mojuk.
By. Indi